Sabtu, 06 Juni 2009


Dalam pengajaran Student-centered, fokus pada murid dan murid yang lebih aktif berperan. Pengajar hanya berperan sebagai fasilitator. Student-centered adalah suatu proses dimana murid membangun pengetahuan, lebih menekankan pada diskusi dan independent study.

Instruksi dan perencanaan Student-centered adalah pada siswa, bukan guru. Dalam sebuah studi, persepsi murid terhadap lingkungan pembelajaran yang positif dan hubungan interpersonal dengan guru merupakan faktor paling penting yang memperkuat motivasi dan prestasi murid. (Santrock, 2004)



Ciri-ciri pembelajaran student centered :

-Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
-Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar
-Murid aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah
-Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses pembelajaran berjalan lancar
-Situasi kelas aktif seperti diskusi atau debat

Fokus dalam student-centered

Student-centered ini fokus pada faktor kognitif dan metakognisi dan faktor motivasi dan afeksi. Ada enam prinsip pada faktor kognitif dan metakognisi yakni :
1. Sifat proses pembelajaran. Pelajar yang sukses adalah pelajar yang aktif, punya tujuan, dan mampu mengatur diri sendiri. Mereka mau bertanggungjawab terhadap pembelajaran mereka sendiri.
2. Tujuan proses pembelajaran. Murid perlu menciptakan dan mengejar tujuan yang relevan secara personal yang bisa menyukseskan pelajar tersebut. Seiring dengan waktu, murid diharapkan paham dengan pengetahuan yang ada, memecahkan masalah, memperdalam pemahaman terhadap suatu pelajaran sehingga mereka dapat mancapai tujuan jangka panjang. Penting bagi pengajar untuk membantu murid menentukan cara belajar.
3. Konstruksi pengetahuan. Pelajar yang sukses bisa menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan cara yang mengandung makna tertentu.
4. Pemikiran stategis. Pelajar yang sukses dapat menciptakan dan menggunakan berbagai strategi pemikiran dan penalaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5. Memikirkan tentang pemikiran (metakognisi). Pelajar yang sukses adalah pelajar yang menggunakan metakognisi. Mereka merenung cara belajar mereka dan berpikir, menentukan tujuan pembelajaran yang dapat dipahami, memiliki strategi yang tepat, dan memantau tujuan mereka menuju tujuan pembelajaran. Mereka bisa membuat tujuan alternatif untuk mencapai tujuan atau menilai kembali ketepatan tujuan tersebut.
6. Konteks pembelajaran. Pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti kultur, teknologi, dan praktek pembelajaran. Guru memainkan pembelajaran penting dalam pembelajaran anak. Kultur bisa mempengaruhi banyak aspek pembelajaran dan pendidikan, seperti motivasi, proses belajar, dan cara belajar, serta cara berpikir. Teknologi dan praktek pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat pengetahuan, kemampuan, dan staregi pembelajaran murid. (Santrock, 2004)

Student-centered Instructional Strategies


. Problem-based Learning

Problem-based Learning mengutamakan pemecahan masalah sehari-hari. Murid mengidentifikasi isu yang akan mereka eksplorasi, dan yang perlu mereka selesaikan. Guru hanya bertindak sebagai pembimbing, membantu murid dengan memantau usaha mereka untuk menyelesaikan masalah.

· Essential Questions

Essential Questions adalah pertanyaan yang merefleksikan hal yang penting dari kurikulum, hal yang penting yang dipercaya murid akan dapat dieksplorasi dan dipelajari (Santrock, 2001).

· Discovery Learning

Discovery Learning adalah pembelajaran dimana murid membuat pemahaman mereka sendiri. Dalam Discovery Learning, murid harus bereksplorasi sendiri. Menurut Dewey dan Bruner (Santrock, 2001), Discovery Learning menyemangati murid untulk berpikir sendiri dan menemukan bagaimana pengetahuan dibangun. Sebagai guru yang mulai menggunakan Discovery Learning, mereka akan menemukan bahwa hal tersebut efektif dalam pendekatan instruksi sistematis yang perlu dimodifikasi, yang akan mengembangkan guided discovery learning. Guided discovery learning adalah ketika murid masih mendapat dukungan akan pembangungan pengertian, tetapi masih dengan pengarahan pertanyaan dan arahan dari guru.

Kelebihan Student-Centered Learning

Ada beberapa kelebihan student centered leaning (SCL) bila dibandingkan dengan metode konvensional (teacher centered learning) kelebihan itu adalah sebagai berikut:

1. Mengefektifkan proses pembelajaran

Dengan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, mereka akan bertanggungjawab pada dirinya sendiri dalam mencapai tujuan pembelajarannya. Sehingga mereka akan lebih cepat dalam menerima dan memahami sesuatu dengan proaktif dalam belajar.

2. Memperkuat daya ingatan siswa

Ketika siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajarnya, dalam artian tidak lagi hanya terpusat pada guru, mereka akan lebih kuat daya ingatannya. Karena mereka mendapatkan ilmu secara langsung untuk dipraktekkan, dalam arti tidak hanya sekedar mendengarkan dari satu sumber.

3. Mengikis rasa bosan siswa


Rasa bosan akan timbul ketika mahasiswa tidak dianggap ada di dalam kelas. Mereka hanya dijadikan objek pendengar yang setia dari ceramah guru. Akibatnya siswa akan merasa bosan dan akan juga mempengaruhi keinginannya untuk terus giat dalam menggali ilmu.

4. Memberikan rasa percaya diri bagi mereka yang mempunyai kekurangan dalam akademis

SCL memberikan kesempatan pada siapapun untuk proaktif dalam proses belajar mengajar. Tidak ada tekanan yang dapat memutuskan bahwa pendapat ini benar dan pendapat itu salah. Karena yang terlibat dalam diskusi tersebut mereka sendiri yaitu semua siswa. Jadi bagi mereka yang selama ini jarang berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar akan merasa lebih percaya diri dalam mengikutinya.



Kesimpulan


Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam (deep learning), dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa.

Kelebihan : Murid menjadi lebih kreatif, mandiri, aktif, dan percaya diri. Pengajar menjadi innovatif, interaktif, suasana fleksibel.

Tujuan pembelajaran Student-centered adalah menciptakan gambaran pengetahuan yang bermakna dan saling berhubungan, meningkatkan dan merangsang rasa ingin tahu murid tentang suatu pengetahuan.

Manfaat pembelajaran Student-centered adalah meningkatkan rasa percaya diri, penerimaan diri, penghargaan diri, sehingga menghasilkan situasi belajar yang positif. Meningkatkan perspektif dan berpikir reflektif sehingga bisa memperkuat rasa percaya diri dan perkembangan murid.